Pages

Saturday, March 9, 2013

*Usia Janin dalam Satuan Minggu detikHealthTrue StoryBerat Badan Sukses Turun 95 Kg, Tapi Kulit Perut Menggelambir Selutut Berat Badan Sukses Turun 95 Kg, Tapi Kulit Perut Menggelambir Selutut



Wandsworth, Inggris, Berat badan Stephen Dockeril semula mencapai 209,5 kg. Karena ingin langsing secara instan, ia pun melakukan operasi bypass lambung sebanyak dua kali. Benar saja, berat badannya memang sukses turun hingga 95 kg, namun akibatnya meninggalkan gelambir kulit di perut hingga selutut.

Tubuh Stephen Dockeril (48 tahun) berubah drastis setelah berat badannya turun hingga 95 kg. Tapi bukannya memuaskan, mantan pelatih supir ini malah mengaku tubuhnya tampak lebih buruk dibanding sebelum melakukan operasi.

Bagaimana tidak, lemak di tubuhnya memang sudah berkurang tapi meninggalkan sisa kulit di perut yang mencapai 13 kg. Kulit perutnya menggelambir hingga mencapai lutut, yang disebutnya sebagai 'kulit penutup neraka'.

"Ini seperti menjadi tawanan dalam tubuh sendiri. Saya senang angka di timbangan tidak 209,5 kg lagi, tapi saya hidup kesepian karena kulit ini," tutur Stephen Dockeril, seperti dilansir Thesun, Senin (4/3/2013).

Stephen mengaku hidupnya menjadi berat, karena gelambir kulit membuatnya kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari seperti berjalan, berpakaian, bahkan ke kamar mandi. Ia tak bisa lagi buang air kecil dengan berdiri, karena gelambir kulit juga menutup bagian kemaluannya.

Hidup Stephen bisa dibilang tragis. Jika dihitung, sudah sekitar 12 tahun Stephen tak pernah melihat kemaluannya sendiri. Ketika tubuhnya masih sangat gemuk, lemak di bagian perut telah menutup kemaluannya. Kini ketika berat badannya sudah turun, giliran gelambir kulit yang menutupnya. Selama 12 tahun pula Stephen menghindari hubungan seksual.

"Raksasa di perutku telah mempengaruhi segalanya. Saya sudah tidak intim dengan wanita lebih dari 11 tahun," ujar duda 4 anak asal Wandsworth, Inggris ini.

Bentuk tubuhnya membuat Stephen tak bisa melakukan hubungan seksual layaknya pria normal. Ia mengalami sakit punggung dan lutut, juga tak bisa berjalan lama karena gelambur kulit di perutnya berayun.

Untuk duduk saja, Stephen terkadang harus meletakkan dua bantal di bawah pergelangan kaki agar berat badannya tak tertumpu di punggung. Kondisi ini juga menyulitkannya saat tidur dan tak bisa lagi menggunakan celana dalam.

"Saya tidak bisa tidur telentang karena tekanan pada perut saya, jadi saya harus berbaring miring. Jika saya ingin pindah posisi, saya harus mengangkat kulit. Ini melelahkan," keluhnya.

Sebagai seorang remaja dengan tinggi 167,6 cm, Stephen tampak chubby tapi tetap sehat karena sering olahraga sepak bola dan renang. Tapi semakin hari, kegiatan olahraganya semakin berkurang.

Ditambah lagi profesi sebagai seorang pelatih supir, membuatnya harus banyak duduk di belakang kemudi setir. Kenyamanan makan setelah bercerai pun semakin membuat tubuhnya 'bengkak', hingga berat badannya mencapai 209,5 kg.

Stres dengan hancurnya hubungan percintaan membuatnya lebih nyaman beralih ke makanan. Ia makan banyak cokelat, sarapan 'Full English' di pagi hari, ikan dan keripik saat makan siang, serta kebab atau kari untuk makan malam.

Sepanjang hari, ia bisa minum 6 hingga 8 kaleng soda dan keripik tak terhitung banyaknya. Tak heran kebiasaan ini membuat tubuhnya terus membesar dan harus mengenakan pakaian berukuran XXXXXXL. Bobotnya juga memaksa Stephen untuk berhenti dari pekerjaan di tahun 2010. 

"Ada begitu banyak hal yang ingin saya lakukan. Mengenakan pakaian berukuran normal, tidur telentang, dan yang paling penting, mengajak wanita berkencan dan menemukan cinta. Saya tidak sabar untuk menyingkirkan perut ini untuk selama-lamanya," tutupnya.

Source :http://health.detik.com/read/2013/03/04/170242/2185287/1202/berat-badan-sukses-turun-95-kg-tapi-kulit-perut-menggelambir-selutut?l771108bcj

No comments: